JAKARTA - Setelah mendirikan bisnis di bidang fashion dengan produk
perhiasan berlabel KiraKira pada 2006, Suzanne Somersall Allis
menyadari latar belakang pendidikan yang bertolak belakang tidak
mempersiapkan dirinya menjadi entrepreneur serta tidak memberinya
pengalaman untuk mengelola bisnis.
Lalu, apa yang dilakukan
perempuan itu untuk memasarkan produknya? Ia terjun langsung mengenal
dunia bisnis dengan magang di tiga toko ritel selama setahun. “Bekerja
di toko membantu saya untuk mengetahui seberapa besar uang yang akan
dibelanjakan oleh konsumen,” ujar pelaku bisnis berusia 28 tahun
tersebut. “Saya juga mulai mempelajari psikologis konsumen yang membeli
produk saya,” lanjutnya.
Kini, telah terjual 15 toko di penjuru
AS, dan Allis membuka toko pertamanya di Dekalb Market di Brooklyn, New
York. Dengan penambahan label perhiasan mewah bernama ‘Suz Somersall’,
penjualan Allis meroket tajam menjadi US$400.000 tahun ini dari
US$150.000 pada 2010.
Bagi Anda, pemain baru dalam bisnis dan
minim pengalaman, berikut 10 tips untuk mengasah kemampuan menjual yang
bisa diterapkan demi kemajuan bisnis:
1. Temukan tingkat kenyamanan. Menurut Matthew Schwartz, penulis Fundamentals of Sales Management for Newly Appointed Sales Manager
(AMACOM, 2006), berjualan juga membutuhkan tingkat kenyamanan
tersendiri dan hal itu menjadi kunci pertama entrepreneur untuk meraih
kesuksesan.
Untuk menggali wawasan dan rasa percaya diri saat
berjualan, Anda bisa bekerja sampingan di usaha yang serupa dengan
bisnis Anda seperti yang dilakukan Allis. Atau, bisa juga dengan
mengikuti pelatihan dari mentor yang andal atau hadir dalam kelas khusus
seputar penjualan.
2. Tentukan target konsumen.
Mengindentifikasi konsumen bisa membantu Anda memperbaiki strategi
penjualan dan menjadi lebih efisien. Misalkan, usaha Anda adalah foto
copy. Cari tahu siapa sesungguhnya konsumen yang ingin Anda bidik,
apakah perusahaan corporate atau anak sekolah atau mahasiswa.
“Orang-orang sering mengalami kegagalan karena mereka berusaha menjadi
apa saja untuk siapa saja,” ujar Schwartz. “Anda harus membatasi segmen
usaha penjualan Anda.”
3. Pelajari budaya membeli konsumen.
Setelah mengidentifikasinya, langkah selanjutnya adalah mencari tahu
perilaku konsumen. Contohnya jika menjual produk berharga tinggi,
konsumen sering kali butuh waktu relatif lebih lama untuk membuat
keputusan. Itu artinya, Anda harus merencanakan waktu yang lebih lama
juga untuk closing atau melakukan transaksi.
Ketika Allis
menjual produk serupa dengan miliknya di toko tempatnya bekerja paruh
waktu, dia menyadari bahwa harga yang ditetapkan untuk produknya terlalu
rendah. “Saya menetapkan harga yang kurang mahal sehingga banyak
konsumen yang mulai mempertanyakan kualitas produk tersebut,” ujarnya.
4. Perlakukan konsumen pertama sebaik mungkin.
Menurut Schwartz ketika mulai menjual, perlakukan konsumen pertama Anda
sebaik mungkin dengan pelayanan ekstra bila diperlukan. Meski transaksi
penjualannya tak sebesar yang diinginkan, namun bila konsumen itu
merasa puas dengan pelayanan yang Anda berikan, ia bisa menjadi ‘duta’
bagi reputasi bisnis atau perusahaan Anda. “Anda akan membutuhkan
testimoni,” jelas Schwartz. “Sangat penting untuk membangun referensi
seputar usaha Anda seawal mungkin”.
5. Sisihkan waktu untuk membangun relasi. Salah
satu kesalahan terbesar entrepreneur adalah gagal membangun relasi
dengan konsumen. Begitulah pendapat Rick Segel, penulis Retail Business
Kit for Dummies (Wiley, 2001). “Hal pertama yang Anda jual adalah diri
Anda sendiri. Jika konsumen tak menyukai Anda, transaksi penjualan
takkan pernah terjadi,” tuturnya.
Allis membuat tindakan penting
dengan memilih mengirim email melalui pendekatan personal dibanding
konsep standar yang kaku. Ia juga meluangkan waktu untuk bertemu secara
tatap muka dengan konsumen melalui sejumlah acara yang dibuatnya atau
saat berada di tokonya di Brooklyn.
6. Pertahankan relasi. Ketika
Anda telah berhasil menjalin relasi dengan konsumen, cari cara untuk
mempertahankan relasi tersebut. Lakukan hal itu misalnya dengan mengirim
newsletter mengenai bisnis Anda secara reguler. Saat Allis menggelar
acara khusus untuk konsumen, dia akan meng-update-nya di blog, di laman event di situsnya dan di laman Facebook perusahaannya. “Facebook memberi traffic yang cukup tinggi untuk situs saya,” ujarnya.
7. Jangan mudah berasumsi. Menurut Keith Rosen, penulis Coaching Salespeople into Sales Champion
(Wiley, 2008), pelaku bisnis kecil biasanya sering menyabotase
penjualan mereka dengan terlalu cepat berasumsi mengenai apa yang
diinginkan atau yang akan dibayar oleh konsumen. Alih-alih berasumsi,
lebih baik tanyakan secara langsung kepada konsumen tentang apa yang
membuat mereka membelanjakan uanganya dan apa kriteria mereka dalam
mengambil keputusan.
8. Buat agenda harian.
Sangat mudah untuk mengabaikan prospek penjualan bila fokus Anda
terpecah kepada urusan lainnya yang berkaitan dengan bisnis. Untuk
mencegah terjadinya hal tersebut, buatlah jadwal rutinitas penjualan.
Hal itu bisa diwujudkan dengan menyisihkan satu atau dua jam untuk
menangani penjualan atau membuat target mingguan untuk menggapai 10
klien potensial.
9. Perlihatkan kesuksesan Anda.
Situs perusahaan Anda bisa menjadi satu-satunya pintu penghubung antara
Anda dengan konsumen. Tak hanya mampu menambah kredibilitas perusahaan,
tapi upaya itu juga bisa membuat perusahaan Anda terlihat lebih
profesional di mata konsumen. Schwartz merekomendasikan kepada pelaku
bisnis untuk memasukkan testimoni di setiap pengalaman bisnis yang
tercipta dengan klien. “Orang-orang menyukai studi kasus,” jelasnya.
“Mereka (konsumen) tidak membeli ucapan, mereka membeli aksi (Anda).”
10. Menjadi pakar industri. Menurut
pendapat Rosen, memposisikan diri sebagai pemimpin di bidang yang
sedang Anda geluti bisa meningkatkan penjualan. Anda bisa menulis
artikel, membuat blog atau mempublikasikan usaha Anda ke media untuk
membangun kredibilitas. Awal bulan ini, sebagai contoh, Allis berbicara
tentang tren perhiasan dalam siaran radio Martha Stewart Living Radio.
“Orang-orang ingin memandang Anda sebagai seseorang yang mengenal dengan
baik industri (yang Anda geluti),” jelas Schwartz.
18 Agustus 2013
10 Tips Menjual yang Efektif
7:02:00 PM
No comments
Source : Sumber: Ciputra Entrepreneur
Editor : Martin Sihombing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar