VIVAnews - Dalam tujuh tahun terakhir, enam kali
kinerja akhir tahun indeks harga saham gabungan (IHSG) melampaui kinerja
LQ45, yang mewakili saham-saham berkapitalisasi pasar besar. Kondisi
itu memberikan gambaran bahwa saham-saham berkapitalisasi pasar menengah
dan kecil berperan dalam mendorong kenaikan IHSG.
"Ini sejalan
dengan meningkatnya daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia, Putut E Andanawarih, di Jakarta, Rabu 13 Februari 2013.
Menurut
Putut, pertumbuhan penduduk kelas menengah turut menopang pertumbuhan
perusahaan-perusahaan skala menengah dan kecil. Pada 2003, jumlah
penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 81 juta jiwa, dan terus
meningkat hingga 131 juta jiwa pada 2010. Selanjutnya, pada 2014, jumlah
kelas menengah diproyeksi mencapai 150 juta jiwa.
"Perkembangan
demografis itu turut menopang pertumbuhan yang berkesinambungan pada
saham-saham berkapitalisasi pasar menengah dan kecil," tuturnya.
Untuk
itu, Manulife Aset Manajemen Indonesia akan memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk dapat berinvestasi pada saham-saham tersebut.
Melalui reksa dana Manulife Saham SMC Plus, investor dapat mengambil
peluang keuntungan dari investasi pada saham-saham berkapitalisasi pasar
menengah dan kecil.
Meskipun, dia menambahkan, dalam keadaan
pasar tertentu, strategi investasinya memperbolehkan reksa dana itu
untuk berinvestasi pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar.
Fleksibilitas itu memungkinkan reksa dana Manulife tersebut untuk
merespons terhadap kondisi pasar yang berbeda.
Saham SMC Plus
akan mengalokasikan investasinya pada saham-saham pilihan
berkapitalisasi pasar kecil dan menengah. Melalui reksa dana yang akan
diluncurkan pada 27 Februari 2013 itu, masyarakat bisa mulai
berinvestasi dengan minimum pembelian Rp100 ribu.
Presiden
Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro,
mengatakan, reksa dana Manulife Saham SMC Plus memiliki tingkat
volatilitas lebih tinggi dibanding produk reksa dana saham yang
berinvestasi pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar.
Untuk
itu, dia melanjutkan, investor yang ingin berinvestasi melalui reksa
dana ini harus memiliki jangka waktu investasi yang lebih panjang.
"Karena, pengaruh volatilitas cenderung akan menurun seiring dengan
berjalannya waktu," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Investasi
Manulife Aset Manajemen Indonesia, Alvin Pattisahusiwa, menjelaskan,
perseroan telah mengelola produk dengan strategi investasi yang sama.
Produk tersebut diklaim mampu memberikan kinerja satu tahun sebesar
lebih dari 25 persen per 28 Desember 2012, atau melewati tolak ukurnya
12,5 persen. (eh)