Balita perempuan berumur 2 tahun tiga bulan bernama Yulianita,
memiliki kebiasaan berbeda dengan balita seusianya. Warga Salawu,
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu sehari-hari biasa makan kapur cat
dinding dari bambu bilik rumah.
"Kebiasaan anak saya ini sejak usia 10 bulan saat bisa jalan sendiri, terus suka ngambil kapur yang ada di bilik rumah kemudian dimakan," kata ibu kandung Yulianita, Atin (24) di rumahnya Kampung Pondokwaru, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jumat (13/9). Demikian tulis Antara.
Ia menuturkan, kebiasaan anaknya baru diketahui saat mulai bisa berjalan kemudian dengan sendirinya mencari serpihan kapur dinding rumah yang terkelupas.
Serpihan kapur tersebut, kata Atin, oleh anaknya dimakan sendiri. Kebiasaan tersebut terus terjadi hingga sekarang berusia dua tahun tiga bulan.
"Kalau dilarang jangan makan kapur, anak saya marah-marah, akhirnya kebiasaan makan kapur terus dilakukan anak saya sampai sekarang," kata istri dari suami yang berprofesi sebagai buruh serabutan itu.
Sejak mengetahui kebiasaan makan kapur itu, Atin mengaku belum pernah membawa anaknya ke puskesmas atau ke dokter untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Meskipun, kata Atin, sempat khawatir kesehatan anaknya terganggu atau akan berdampak buruk pada kesehatannya ketika sudah besar nanti.
"Belum pernah diperiksa ke dokter, karena anak saya juga tidak apa-apa, sehat-sehat saja," kata Atin yang sehari-harinya tinggal di rumah mengurus anak.
Ia mengungkapkan kebiasaan anaknya itu tidak mengganggu pada kebiasaan lain, seperti minum dan makan berbagai jenis makanan yang sering dikonsumsi anak seusianya. Bahkan, porsi makan anaknya itu cukup banyak dan berat badannya normal sama seperti anak seusia pada umumnya seberat 10,9 kg.
"Makan nasi biasa banyak, suka makan bakso juga dan makan-makanan lainnya, berat badannya juga tidak kecil 10 kilo lebih," katanya.
Aktivitas sehari-hari balita tersebut bermain bersama anak tetangga dan saudara-saudaranya, sambil sesekali mengambil serpihan kapur yang menempel di dinding bilik rumah sendiri atau rumah tetangganya.
"Kebiasaan anak saya ini sejak usia 10 bulan saat bisa jalan sendiri, terus suka ngambil kapur yang ada di bilik rumah kemudian dimakan," kata ibu kandung Yulianita, Atin (24) di rumahnya Kampung Pondokwaru, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jumat (13/9). Demikian tulis Antara.
Ia menuturkan, kebiasaan anaknya baru diketahui saat mulai bisa berjalan kemudian dengan sendirinya mencari serpihan kapur dinding rumah yang terkelupas.
Serpihan kapur tersebut, kata Atin, oleh anaknya dimakan sendiri. Kebiasaan tersebut terus terjadi hingga sekarang berusia dua tahun tiga bulan.
"Kalau dilarang jangan makan kapur, anak saya marah-marah, akhirnya kebiasaan makan kapur terus dilakukan anak saya sampai sekarang," kata istri dari suami yang berprofesi sebagai buruh serabutan itu.
Sejak mengetahui kebiasaan makan kapur itu, Atin mengaku belum pernah membawa anaknya ke puskesmas atau ke dokter untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Meskipun, kata Atin, sempat khawatir kesehatan anaknya terganggu atau akan berdampak buruk pada kesehatannya ketika sudah besar nanti.
"Belum pernah diperiksa ke dokter, karena anak saya juga tidak apa-apa, sehat-sehat saja," kata Atin yang sehari-harinya tinggal di rumah mengurus anak.
Ia mengungkapkan kebiasaan anaknya itu tidak mengganggu pada kebiasaan lain, seperti minum dan makan berbagai jenis makanan yang sering dikonsumsi anak seusianya. Bahkan, porsi makan anaknya itu cukup banyak dan berat badannya normal sama seperti anak seusia pada umumnya seberat 10,9 kg.
"Makan nasi biasa banyak, suka makan bakso juga dan makan-makanan lainnya, berat badannya juga tidak kecil 10 kilo lebih," katanya.
Aktivitas sehari-hari balita tersebut bermain bersama anak tetangga dan saudara-saudaranya, sambil sesekali mengambil serpihan kapur yang menempel di dinding bilik rumah sendiri atau rumah tetangganya.
[cob]