Surabaya

Kota Pahlawan

-

-

-

-

-

-

Jembatan SuraMadu

Suasana Jembatan SuraMadu Dimalam Hari

13 Juni 2013

Menyusuri Keindahan Bromo dengan Sepeda

Pesepeda menyusuri jalan di sekitar kaldera Tengger di Bromo Tengger Taman Nasional Semeru, Probolinggo, Sabtu (01/06/2013). Bromo Tengger Taman Nasional Semeru terdiri dari Gunung Semeru dan Tengger Caldera, yang terdiri dari lima gunung berapi - Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Kursi, Gunung Watangan, dan Gunung Widodaren. FOTO : REUTERS/Beawiharta







 







Pelawak-pelawak Cantik

Artis Jessica Iskandar, Virnie Ismail, Putty Noor bersama pembawa acara Yuanita Christiani saat mengisi program Seputar Obrolan Selebriti (SOS) ANTV di Jakarta, Rabu (12/6/2013). Dalam kesempatan tersebut, mereka menceritakan perjalanan kariernya sebagai komedian.Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.

 










Saat Terakhir Hitler


Adolf Hitler datang ke tempat upacara dan langsung disambut oleh "Heil mein Führer!" dari Reichsjugendführer Artur Axmann. Penganugerahan medali sendiri telah dilaksanakan beberapa saat sebelumnya oleh Axmann (perhatikan Eisernes Kreuz II klasse yang terpasang di dada para Hitlerjugend!), sementara yang Hitler lakukan hanyalah bersalaman, menepuk pipi sambil memberi selamat kepada bocah-bocah tersebut. Deretan jendela ruang makan Reichskanzlei berada tepat di belakang tangan Axmann yang terangkat. Sesudah upacara selesai, Adolf Hitler, Julius Schaub dan Martin Bormann langsung menginspeksi kerusakan yang terjadi di ruang makan. Disanalah foto terakhir Hitler diambil, tanggal 20 Maret 1945, 1 bulan dan 10 hari sebelum dia bunuh diri!






Adolf Hitler memegang bahu seorang anggota Hitlerjugend. Paling kanan adalah Wilhelm "Willi" Hübner, yang mendapat Eisernes Kreuz II klasse setelah penaklukan kembali Lauban di bulan Maret 1945. Dia bertugas sebagai pembawa pesan dan keberaniannya dalam pertempuran tersebut membuatnya mendapatkan penhargaan yang selayaknya.




Adolf Hitler bersalaman dengan Alfred Czech. Hitlerjugend yang hidungnya bertemu dengan hidung Hitler (kelima dari kanan) bernama Erwin Schiedewig











Untuk menambah "bumbu" mengenai kontroversi foto terakhir Hitler, di atas adalah foto yang diambil di Führerbunker saat Hitler memberi selamat kepada Theodor Tolsdorff (pangkat terakhir Generalleutnant) atas penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten ke-25 dengan disaksikan oleh Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel. Tolsdorff sendiri menerimanya tanggal 18 Maret 1945, dan biasanya ini adalah pemberitahuan yang dikirim melalui telegram. Tentunya Tolsdorff harus pulang dari front dan pergi ke bunker, yang berarti bahwa foto Tolsdorff di bunker ini diambil SETELAH tanggal 18 Maret! Mungkinkan dia diambil setelah tanggal 20 Maret, tanggal penganugerahan medali Hitlerjugend yang juga tanggal yang secara resmi dianggap sebagai saat terakhir Hitler difoto? Dahsyatnya, DISINI disebutkan bahwa penunjukan Tolsdorff sebagai Panglima LXXXII Armeekorps di Balkan sekaligus promosinya menjadi Generalleutnant berlangsung tanggal 1 April 1945. Apakah ini berarti bahwa tanggal inilah tanggal yang sama saat dia bertemu dengan Hitler di bunker Berlin?

Upacara penganugerahan ini diselenggarakan di taman Reichskanzlei (Kekanseliran) yang terletak di Voßstraße di Berlin, dan para penerimanya adalah anggota unit tempur Hitlerjugend-SS yang menerima Eisernes Kreuzes dari tangan kepala Hitlerjugend, Reichsjugendführer Artur Axmann, dan kemudian mendapat ucapan selamat dari Sang Führer. Selain film, terdapat juga enam buah foto dari upacara yang tercatat sebagai penampilan resmi terakhir Hitler untuk kamera ini. Sebagai fotografernya adalah asisten dari fotografer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann, dan kini foto-fotonya berada di arsip koleksi Dr. Gustav Wrangel.


Dikabarkan bahwa para anak muda tersebut berdiri selama kurang lebih sejam demi menunggu Sang Führer untuk menginspeksi mereka. Tak ada data jelas apakah para bocah-bocah pemberani ini kemudian selamat dari peperangan yang brutal. Yang jelas, salah seorang di antaranya, Armin Lehmann, selamat dan kemudian menuliskan pengalamannya di masa perang dalam sebuah buku. Lehmann tetap tinggal di Berlin sebagai staff dari Artur Axmann dengan tugas sebagai pengantar berita antara markas Axmann dengan Führerbunker. Dia juga tinggal di ruang radio Kriegsmarine untuk mengantarkan pesan-pesan radio. Setelah perang dia tinggal di Amerika Serikat. Satu yang perlu diketahui: Armin Lehmann TIDAK ADA di antara deretan Hitlerjugend yang menerima medali tanggal 20 Maret 1945, melainkan di acara penerimaan medali (juga untuk Hitlerjugend) yang diadakan tanggal 20 April 1945 pas ulang tahun Hitler di Ehrenhof, Reichskanzlei. Kedua upacara ini sering tertukar tempat dan membuat orang bingung. Satu yang pasti: upacara tanggal 20 April 1945 tidak melibatkan satu orang fotografer atau kameraman pun!


Yang menarik adalah, Lehmann mengenang bahwa dia terkejut melihat penampilan Hitler dalam upacara ini. Sang Führer tampak terlihat ringkih, lemah dan bungkuk. Tangan kirinya bergetar hebat sehingga dia menutupinya dengan selalu menyilangkannya di belakang. Dia gemetaran bukan karena takut akan pasukan Rusia yang sudah mengelilinginya, melainkan karena akibat dari gejala Parkinson yang dideritanya, yang semakin menghebat setelah peristiwa 20 Juli 1944 (Pemberontakan Stauffenberg dkk). Ini juga yang tampaknya menjadi penyebab mengapa Hitler memutuskan untuk tetap tinggal di Berlin dan tidak melarikan diri. Kesehatannya begitu buruk sehingga diragukan dia bisa bertahan apabila harus berjalan jauh atau bersembunyi di tempat sempit demi menghindari kejaran pasukan musuh.


Foto-foto di atas diambil tanggal 20 Maret 1945 (dan bukan tanggal 20 April atau pas ulang tahun Hitler seperti yang banyak diberitakan!). Tanggal tersebut juga merupakan tanggal terakhir fotografer atau kameraman Nazi mengambil gambar Hitler dalam acara resmi (bila anda melihat cuplikan filmnya, maka anda bisa melihat seorang fotografer mengambil gambar di waktu yang sama!). Setelah upacara selesai, Hitler lalu melakukan inspeksi sepintas lalu terhadap ruang makan Reichskanzlei yang terletak di sebelah taman. Para bocah Hitlerjugend sendiri sebenarnya berdiri di dasar anak tangga yang mengarah ke bagian belakang kantor Hitler yang berada berhadapan dengan taman. Setelah Hitler pindah tempat, kameraman film tidak mengikuti Hitler yang pergi menuju ke ruang makan bersama dengan SS-Obergruppenführer Julius Schaub. Foto-foto yang diambil di ruang makan, di antara puing-puing, inilah yang merupakan foto TERAKHIR dari Hitler. Sebenarnya terdapat tiga buah foto, hanya saja yang umum beredar cuma satu foto saja sementara dua lainnya jarang diketahui. Saat Hitler dan Schaub melihat-lihat bekas kerusakan yang terjadi, Martin Bormann masuk dan bergabung dengan mereka. Satu foto terakhir memperlihatkan ketiga orang ini, dan inilah yang bisa dikatakan benar-benar merupakan FOTO TERAKHIR DARI ADOLF HITLER!

Sebenarnya terdapat dua acara penganugerahan medali bagi para bocah Hitlerjugend yang hanya berselang seminggu antara satu dengan yang lainnya. Penganugerahan satu lagi dihadiri oleh Menteri Propaganda Joseph Goebbels dan mengikutsertakan pula para anggota tua Volkssturm. Edisi terakhir dari Volkischer Beobachter bertanggal 20 April 1945 juga memberitakan mengenai upacara ini. Pada saat itu koran yang merupakan corong utama Partai Nazi tersebut hanya terdiri dari satu lembar kertas yang dilipat menjadi empat halaman, dan telah seperti ini dari sejak bulan Februari 1945. Pada saat ulang tahunnya (20 April), Hitler memang mengadakan upacara penganugerahan medali bagi para bocah Hitlerjugend, hanya saja upacara tersebut diadakan di dalam Reichskanzlei dan bukan diluarnya, juga tanpa ada fotografer yang mengabadikan sehingga tidak ada satupun foto yang merekam upacara tersebut.

 
VIVAnews

Mengapa Belajar dari Surabaya ?

 Wakil Gubernur DKI  Basuki Tjahaja Purnama

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan Jakarta perlu belajar banyak dari Surabaya. Ini tak lain karena peringkat tata kelola pemerintahan DKI terus menurun.

Di sela membuka seminar tata kelola pemerintahan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis 13 Juni 2013, Ahok mengatakan tata kelola pemerintahan Jakarta belum sempurna. "Masih banyak yang perlu diperbaiki," katanya.

Lembaga nonprofit Partnership for Governance Reform baru-baru ini melansir peringkat tata kelola pemerintahan melalui Indonesia Governance Index (IGI). Jakarta yang saat ini digawangi Joko Widodo hanya mampu menempati posisi ketiga, tertinggal dari Yogyakarta dan Jawa Timur yang masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua. Padahal tahun lalu DKI Jakarta menduduki peringkat pertama.

Atas dasar itulah, Ahok menilai Jakarta perlu banyak belajar dari Jawa Timur. "Tata kelola pemerintahan di Indonesia itu sangat komperhensif."

Turunnya peringkat ini, kata Ahok itu wajar. Mengingat Jakarta masih banyak yang harus dibenahi, khususnya menyangkut sengketa lahan dan perizinan. "Yang paling banyak dikeluhkan orang kan soal Izin Mendirikan Bangunan. Itu masalahnya," kata mantan bupati Belitung ini. "Yang jelas kami harus belajar banyak dari Surabaya. Di sana sangat baik."

Selain permasalahan itu, kata Ahok, yang paling utama harus diperbaiki adalah orang-orang yang bekerja di lingkungan Pemprov DKI.  Seluruh staf Pemprov harus melayani masyarakat dengan baik sehingga roda pemerintahan berjalan lancar.

"Orang-orang harus di-tune up dulu supaya persepsinya melayani masyarakat, bukan pejabat," kata Ahok.

Dia mencontohkan, pelayanan di rumah susun Marunda. Ahok mengaku kesal lantaran orang-orang di Dinas Perumahan memperlakukan diri sebagai pejabat. Mereka tidak menyelesaikan masalah warga yang seharusnya menjadi tugas utama.

"Saya baru marah-marah. Masa yang tinggal di rusun musti bolak-balik ke kantor Dinas Perumahan. Sampai sana tidak beres-beres. Apa susahnya sih kalau orang Dinas Perumahan itu bawa dokumen ke rusun," katanya.

Puji Rismaharini

Tak cuma ingin belajar dari Surabaya, Ahok juga melontarkan pujian kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Menurut dia, Risma berhasil menata ibu kota Jawa Timur itu dengan baik.

Ahok bahkan menyebutkan jika Risma pantas menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo, apabila Jokowi jadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014.

"Tahun ini peringkat DKI kalah sama Jawa Timur. Kalau Pak Jokowi jadi presiden, baiknya Bu Risma suruh ke sini saja," kata Ahok. "Orang-orang daerah memang teruji, mantan Wali kota Solo bagus apalagi wali kota Surabaya."

Ahok menilai, tipikal kepemimpinan Wali kota Surabaya itu hampir sama dengan Jokowi. Keduanya bersifat keras dan tahu bagaimana cara merealisasikan rencana.  Hal itu terbukti dari penilaian pelayanan publik terhadap kota Surabaya.

"Dia juga suka blusukan kayak Pak Jokowi," katanya.

Ahok menuturkan, pelayanan di kota Surabaya sudah seperti sebuah biro jasa, karena melayani kliennya dengan baik. Tidak harus selalu masyarakat yang datang ke kantor pemerintahan. Tapi justru staf pemerintahan yang melayani masyarakat.

"Layanan perizinan tanah, IMB, akta. DKI harus belajar banyak dari Surabaya," kata Ahok.

Lemah partisipasi
Baru-baru ini Partnership for Governance Reform (www.kemitraan.or.id) mengumumkan Indonesia Governance Index. Indeks ini dihitung berdasarkan serangkaian analisis data publik dan persepsi tata kelola pemerintahan di 33 Provinsi.

Hasilnya, peringkat lima teratas hasil IGI tahun 2012 adalah Provinsi DIY (6,80), Jawa Timur (6,42), DKI Jakarta (6,33), Jambi (6,24), dan Bali (6,23). Sedangkan lima provinsi terbawah adalah Provinsi Papua (4,86), Nusa Tenggara Timur (4,82), Bengkulu (4,77), Papua Barat (4,42) dan Maluku Utara (4,41).

Dalam konsep demokrasi modern, kualitas governance tidak hanya ditentukan oleh kinerja arena pemerintah, yaitu lembaga eksekutif dan legislatif saja, melainkan juga interaksi pemerintah, birokrasi, masyarakat sipil, dan masyarakat ekonomi alias swasta.

Karena itu Partnership mengukur kinerja di empat arena yang berkontribusi pada tata kelola provinsi dengan menggunakan enam prinsip good governance, yaitu akuntabilitas, transparansi, partisipasi, keadilan, efisiensi, dan efektivitas. Penilaian kinerja di empat arena juga mempertimbangkan nilai/bobot kontribusi masing-masing sesuai dengan perannya dalam menentukan peringkat sebuah provinsi.

“Salah satu yang berkontribusi menjadikan DKI Jakarta menduduki peringkat tiga terbaik adalah kinerja arena Birokrasi (7,34),” kata Peneliti IGI Jakarta-Herry Yogaswara dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, Rabu 12 Juni. Namun bukan berarti kinerja Jakarta sudah baik, sebab salah satu kelemahan di birokrasi adalah penerapan prinsip partisipasi yang masih lemah (4,05).

“Ini disebabkan karena belum efektifnya unit pelayanan pengaduan masyarakat yang ada di bidang pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, dan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi,” ujarnya.

Berbanding dengan birokrasi, kinerja masyarakat sipil justru mendapatkan nilai terendah (5,33) di antara arena yang dinilai. Selain itu, IGI juga menyajikan laporan lengkap terkait dengan temuan-temuan di masing-masing provinsi serta rekomendasi terhadap perbaikan implementasi governance yang lebih baik di provinsi bersangkutan.

Berkaitan dengan metodologi dan kualitas penelitian, Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Kemitraan Budi Santoso mengatakan sejauh ini Pemerintah Pusat melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan Kementerian Dalam Negeri telah merekomendasikan Indeks yang dibuat untuk digunakan sebagai alat monitoring tata kelola pemerintahan provinsi.

Sedangkan pada level internasional, selain beberapa negara Afrika seperti Mesir, Senegal, dan Afrika Selatan yang tertarik mereplikasi, metode Indeks ini juga telah diadopsi oleh UNDP sebagai materi dalam Panduan Pengukuran Tatakelola Pemerintahan (UNDP’s Users Guide to Measuring Local Governance). (eh)

VIVAnews

AZAB BERZINA : Mati Saat BERZINA

Selama dua hari terakhir, masyarakat diheboh dengan beredarnya gambar dua orang yang meninggal dunia ketika melakukan hubungan intim.

Berdasarkan khabar yang heboh di dalam masyarakat, dua insan itu disebut-sebut bukan pasangan suami isteri yang sah,melainkan dua orang yang curang.

Keduanya, dikhabarkan sama-sama sudah berkeluarga. Dari gambar yang beredar dari telefon ke telefon, tampak dua jasad tengah berpelukan.

Di foto itu terlihat, badan orang yang berada di atasnya bertiarap dan bahagian bokongnya ditutupi kain sarung. Sementara tangan wanita yang berada di bawahnya dalam posisi memeluk bahu lelaki itu.

Kedua jasad tersebut berada dalam beg jenazah berwarna kuning. Tampak juga dua orang berseragam mirip polis,tengah menunjukkan mayat dua orang yang disebut-sebut sedang berzina ini.

Sepertinya, kedua jasad itu berada di sebuah bilik mayat. Kerana jika dilihat dari lantainya, biasanya digunakan di ruangan mayat.

Salah seorang warga, Wahyudi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, dua pasangan berbeza jenis itu berzina di sekitar makam keramat yang berada di belakang Cengsin, Klari. Namun saat bercinta, badan keduanya tak boleh di lepas.

"Katanya yang lelaki sempat menelepon kawannya yang satpam, kerana badannya tidak boleh lepas. Sampai akhirnya dibawa ke tiga buah klinik, tapi tak ada yang
boleh melepaskan keduanya" ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterimanya pula, kedua pasangan yang curang itu meninggal di rumah sakit. "Awalnya saya tidak percaya khabar ada orang mati melekat,tapi setelah melihat gambar ini saya baru percaya,"katanya.

Dikatakannya juga, meski gambarnya beredar luas, namun berita yang diterimanya berasal dari mulut ke mulut. Ia sendiri belum tahu kebenarannya.

Kasi Trantib Kecamatan Klari Daud Haryanto mengatakan, ia hanya mendengar informasi
yang dihebohkan, namun tidak tahu kepastiannya. "berita yang dihebohkan memang seperti itu, tapi saya tidak tahu kerana kurang jelas informasinya," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Klari Kompol Wahidin menganggapnya hanya isu yang beredar dari mulut ke mulut, kerana pihaknya tidak pernah menangani kes tersebut.

Menurutnya, jika kejadian itu benar, pihaknya pasti akan mendapatkan laporan dari
babinkamtibmas yang ditugaskan di desa.

Semoga menjadi Renungan & diambil hikmahnya

Patung Telanjang Kardashian Jadi Kuil Kesuburan


Patung Kim Kardashian @ dailymail.co.uk


Daniel Edward, pematung yang terinspirasi membuat patung telanjang Kim Kardashian kala hamil, menganggap patung buatannya itu sebagai kuil kesuburan. Dia menyatakan patung hamil kekasih Kanye West itu akan memberi keberuntungan bagi pasangan yang menyentuhnya.

Kehamilan selebritas Kim Kardashian menginspirasi Daniel Edwards untuk memahat patung telanjangnya. Ia menganggap patung itu sebagai patung keberuntungan.

Patung itu, yang disebut LA fertility, kini bisa disaksikan di LAB ART Gallery di kota Los Angeles, Amerika. Patung itu memperlihatkan seorang perempuan telanjang dengan perut buncit. Selain perut, kedua payudara patung perempuan itu tambak membesar. Patung itu dibuat tanpa tangan.

News.com.au, Selasa, 11 Juni 2013, melansir penyataan Edward yang ingin agar orang yang melihat patung itu fokus pada sosok perut hamil Kardashian yang berisi dan "dada yang bersusu". Dengan patung itu, dia juga ingin mengubah pandangan orang tentang bentuk tubuh perempuan. Dan untuk tujuan itu, dia berpikir sosok Kim Kardashian menjadi subjek yang sempurna.

"Orang cenderung melihat pada bagian-bagian, seperti lipatan-lipatan di ketiaknya, atau bagaimana Kim mengenakan pakaian yang membuatnya terlihat seperti pembunuh ikan paus," kata Edwards. "Saya melucuti detail-detail yang membuat orang terjebak, sehingga mereka bisa melihat keindahan."

Kim diperkirakan bakal melahirkan anak pertamanya pada musim panas tahun ini. Selebritas itu banyak mendapat kritik tentang badannya yang seolah membengkak selama kehamilan atau tentang bagaimana dia berpakaian.

Sebelum mematungkan Kardashian, Edward juga pernah membuat patung beberapa selebritas di masa lalu. Pada 2006, dia membuat patung Britney Spears. Dia juga pernah membuat patung Angelina Jolie dan Paris Hilton.

Melakukan Zina di Kontrakan, Sepasang Mahasiswa Keperawatan Digerebek Warga

Dua mahasiwa keperawatan di Pontianak, Kalimantan Barat tak bisa mengelak saat dipergoki warga tengah indehoi di kontrakan. Setelah sempat dibawa ke polisi, masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.

Ketua RT 03/ RW 15 Gang Bukit Tinggi, Jalan H Rais A Rahman, Pontianak Husaini menyatakan pelaku yang berjenis kelamin pria sering membawa perempuan ke kontrakan. Dia sudah beberapa kali diperingatkan. Tapi karena tetap membandel, warga menggerebeknya, Rabu (12/6) malam.

"Warga sudah gerah. Tamunya rata-rata wanita usia muda," terang Husaini ketika ditemui di rumahnya, Kamis (13/6/2013).

Saat digerebek warga, sejoli itu mengelak akan melakukan hubungan intim. Tapi warga terlanjur emosi sehingga nyaris menghakimi keduanya. Beruntung aksi itu berhasil dicegah.

"Agar tidak terjadi apa-apa, saya menghubungi petugas kepolisian untuk membawa dua sejoli itu," tukasnya.

Di hadapan warga dan polisi, keduanya mengaku mahasiswa keperawatan dari kampus berbeda dan baru berkenalan 2 minggu lalu. Mereka 'dipaksa' menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbutannya dan siap meninggalkan rumah kontrakannya. Rumah kontrakan ditempati pelaku dan seorang temannya sekitar 7 bulan dengan masa kontrak satu tahun.

Kapolsek Pontianak Kota Kompol Temmang Ngaro Macmud membenarkan adanya penggebrekan terhadap pasangan mahasiswa. "Karena tidak ada delik aduan, jadi kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Dua sejoli sudah buat surat pernyataan," tegas Temmang Ngaro kepada detikcom.

Mengenang Bung Karno : Inspeksi Tari Perut di Mesir



Letnan Kolonel Sabur mengetuk pintu kamar hotel Presiden Sukarno di Kairo, Mesir. Belum juga pintu terbuka setengah, ajudan presiden itu langsung kena semprot.

“Hei, Bur, ada apa malam-malam begini!” hardik Bung Karno. “Aku kan sudah bilang aku mau istirahat!”

Sukarno memang malam itu baru tiba di Kairo. Karena tak ada acara, ia memilih langsung tidur agar esok tampil segar saat bertemu dengan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.

Tergagap, Sabur menyampaikan bahwa Nasser mengirim utusan. Kemarahan Sukarno mereda dan dia meminta Marsekal Abdul Hakim Amir itu masuk ke kamarnya.

Mengenakan kaus oblong dan celana piyama, Sukarno menerima Marsekal Amir. “Presiden Nasser mengutus saya menjemput Paduka Yang Mulia untuk inspeksi,” kata Amir.

Sukarno langsung memotong Amir dan minta agar disampaikan kepada Nasser bahwa ia terlalu lelah buat inspeksi pasukan ataupun persenjataan Mesir di larut malam. Tapi Amir terus meminta Sukarno ikut dengannya.

“Begini, presiden kami mengundang sahabat beliau, Presiden Indonesia, untuk menginspeksi penari-penari perut di Kairo ini." Mendengar itu, Sukarno mendadak sontak bersemangat.

“Kenapa tidak bilang dari tadi!” kata Sukarno. “Sampaikan kepada saudaraku, Nasser, Sukarno dari Indonesia akan siap dalam sepuluh menit!”

Inspeksi penari perut yang diceritakan ulang oleh Guntur Soekarno ini hanya salah satu agenda tak resmi Bung Karno bersama pemimpin negara sahabat. Dalam buku Bung Karno, Bapakku, Kawanku, dan Guruku, Guntur bercerita Sukarno di sela-sela pertemuan Gerakan Nonblok pernah diajak menonton kabaret oleh Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

“Wah, Bapak senangnya bukan main diajak Pak Tito nonton kabaret yang pamer paha,” tulis Guntur. “Waktu Pak Tito ke Indonesia dibalas dengan mengajak nonton tari Bali yang megal-megol mengasyikkan.”

Peneliti sejarah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, melihat undangan menonton tari perut dan kabaret itu menunjukkan Sukarno memang akrab betul dengan pemimpin negara lain. “Sukarno bisa akrab karena dia sendiri memang supel,” kata Asvi.

Namun keakraban itu bukan sekadar hura-hura karena, Asvi melihat, Sukarno memanfaatkan itu buat mengegolkan kepentingan Indonesia dan negara dunia ketiga lainnya. Kedekatan itu, kata Asvi, membantu memuluskan misi diplomatiknya mendirikan Gerakan Nonblok demi menandingi Blok Amerika Serikat dan Blok Uni Soviet.

Tak cuma dengan kawan, Sukarno juga bisa berkarib dengan lawan. Asvi mencontohkan Sukarno, yang meski kerap diganjal Amerika Serikat, bisa melenggang dan berbincang hangat dengan Presiden John F. Kennedy.

Meski banyak mengkritik Amerika, kata Asvi, Sukarno datang ke sana karena perlu dukungan Amerika buat menekan Belanda keluar dari Papua. “Dia berprinsip hubungan antarnegara kan tidak melulu bertengkar meskipun Indonesia sering mengkritik Amerika,” kata Asvi.

Kisah Sukarno selengkapnya bisa dinikmati di Harian detik.

Mengenang Bung Karno : Bung Karno Selundupkan Senjata dari Soviet

 
Banyak cerita mengenai Bung Karno (6 Juni 1901-21 Juni 1970) di luar yang tertulis di sejarah. Harian detik menurunkannya secara berseri untuk Anda:

Saat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika akan digelar di Bandung pada 1955, Presiden Sukarno sengaja mengundang delegasi Aljazair, yang masih berperang melawan kolonial Prancis. Berkat forum internasional yang digagas Sukarno itulah nama Aljazair pertama kali dikenal dunia internasional. Hingga akhirnya pada 5 November 1962 para pejuang memproklamasikan kemerdekaan Aljazair.

Tapi peran Sukarno bagi Aljazair tak berhenti di situ. Pada 1957, ia menyelundupkan senapan mesin bagi Front Nasional Pembebasan Aljazair untuk melawan Prancis. Misi rahasia ini melibatkan dua kapal selam yang dipesan Indonesia dari Uni Soviet. Setelah berlayar dari Moskow menuju Aljazair, barulah kapal selam itu melanjutkan perjalanan ke Tanah Air.

Pada 1949 hingga 1958, Uni Soviet memang memproduksi 236 kapal selam kelas Whiskey, yang 12 di antaranya dibuat untuk Indonesia. Bahkan, menurut Abdelhamid Mehri, pejuang Aljazair yang meninggal pada 30 Januari 2012, Sukarno tak cuma menyuplai senjata dari Moskow, tapi juga mengirimkan perwira-perwira TNI dari berbagai angkatan untuk melatih pejuang Aljazair.

Ketika Guntur bertanya apakah Bung Karno tidak takut pada sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa karena melanggar hukum internasional, dia membalas dengan suara kentut yang besar! Ya, dia bilang kalau PBB berani menghukumnya karena membantu negara lain lepas dari penjajahan, dia akan mengentuti badan internasional itu.

“Soal kemerdekaan, soal menghancurkan imperialisme, itu buatku nomor satu,” ujarnya seperti dikutip Guntur dalam buku Bung Karno, Bapakku Kawanku, Guruku.

Tapi Sukarno tak hanya nekat. “Kita itu harus pakai otak,” kata Bung Karno menjelaskan alasannya mengirim senjata ke Aljazair.

Buat Sukarno, membantu Aljazair merdeka merupakan taktik diplomasi menikung buat merebut Irian Barat. Menyerang langsung ke Papua hanya akan membuat Belanda diuntungkan dengan bantuan dari pasukan Sekutu, yang bermarkas di Samudra Pasifik. Apalagi jalan diplomatik pun mentok di PBB.

Sukarno mengharapkan efek domino dari sukses pejuang Aljazair memukul Prancis di negerinya. Merdekanya Aljazair akan menambah daftar negara yang mendukung perjuangan melawan kolonialisme. “Di sini beratnya perjuangan melawan kolonialisme,” kata Sukarno. “Yang mau kita serang adalah Belanda di Irian Barat, tapi kita juga harus menggempur benteng-benteng mereka di semua tempat.”

Atas jasa-jasanya itu, tak mengherankan bila nama Sukarno begitu beken di Aljazair, belahan utara Afrika. Begitu juga di negara-negara Timur Tengah. Cuma, di sana nama Sukarno lebih populer dengan sebutan Ahmed Zukarna. Adalah Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser yang mengenalkan Sukarno sebagai Ahmad Sukarno atau yang dilafalkan dengan lidah lokal jadi Ahmed Zukarna.

Kisah Sukarno selengkapnya bisa dinikmati di Harian detik.

Mengenang Bung Karno : Taktik Barter Sukarno Melawan CIA

 
Banyak cerita mengenai Bung Karno (6 Juni 1901-21 Juni 1970) di luar yang tertulis di sejarah. Harian detik menurunkannya secara berseri untuk Anda:

Sukarno tergopoh-gopoh keluar dari kamarnya. Pagi itu perutnya melilit dan terburu-buru hendak masuk toilet Istana.

Sesaat sebelum masuk, ia menunjuk ke arah tumpukan koran, yang setiap pagi ditaruh di muka kamarnya. “Heh, ayo cepat, itu koran semua aku mau baca di kakus,” kata Sukarno.

Namun orang yang dimintai tolong malah menyandera harian Suluh Indonesia, corong Partai Nasional Indonesia. “Apa benar ini berita Bapak menukar Pope dengan jalan bypass?” tanya Guntur Soekarno.

Pope yang dimaksud adalah Allen Lawrence Pope, pilot asal Amerika Serikat yang pesawatnya, B-26 Invader, ditembak jatuh TNI di Maluku pada 1958. Saat itu Pope, yang pensiunan militer Amerika, tengah menjalani misi pengeboman CIA buat menyokong pemberontakan Perdjuangan Rakjat Semesta alias Permesta.

Pope awalnya disebut Amerika sebagai tentara bayaran. Nahas bagi Pope. Saat dibekuk, dia membawa banyak dokumen yang mengindikasikan dia memang bekerja buat CIA lewat Civil Air Transport, maskapai yang dipakai dinas rahasia Amerika itu buat operasinya di Timur Jauh.

Pope setidaknya 12 kali membombardir lapangan udara TNI dan pelabuhan sipil di Maluku dan Sulawesi. Pria asal Miami itu hanya mengakui dua misi penerbangan saja, tapi pengadilan Indonesia pada 1960 memvonisnya hukuman mati.

Pada 1961, Presiden Dwight D. Eisenhower diganti John F. Kennedy. Gaya politik luar negeri Amerika pun berubah dan lebih bersahabat terhadap Indonesia.

Sukarno, yang sebelumnya akan digergaji kursi presidennya, malah diundang ke Gedung Putih. Diduga saat itulah masalah Pope dibahas.

Setahun setelah pertemuan itu, Pope diam-diam diantar pesawat Negeri Abang Sam di bandara Jakarta. Sebelum dia dipulangkan, Sukarno berpesan, ”Jangan muncul ke publik, jangan membuat cerita aneh-aneh. Pulang dan menghilanglah dan kami akan melupakan semuanya,” ujarnya seperti ditulis dalam buku Subversion as Foreign Policy The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia.

Pemulangan Pope itu tidaklah gratis. Kennedy mesti membarternya dengan pesawat angkut Hercules dan dana pembangunan jalan bypass dari Cawang ke Tanjung Priok.

Lain lagi cerita Bambang Avianto, putra sulung Marsekal Pertama Joko Nurtanio. Anak penggagas industri penerbangan Indonesia itu menunjuk pada bangkai helikopter Bell-47 J2A Roger, yang 30 tahun teronggok di ujung landas pacu Husein Sastranegara.

Bambang mengatakan helikopter kepresidenan era Sukarno itu merupakan hadiah Presiden Kennedy. Helikopter berjulukan si Walet itu status resminya hadiah, tapi sejatinya bagian dari barter dengan Pope. “Itulah salah satu kelebihan diplomasi Bung Karno,” ujarnya.

Kennedy memang ingin menjauhkan Sukarno dari Cina dan Uni Soviet. Taktik yang dipakai adalah memberi bantuan nonmiliter.

Namun bernarkah Sukarno menukar Pope dengan pesawat dan sejumlah proyek pembangunan? Ketika Guntur Soekarno mendesak soal itu, ayahnya cuma tertawa.

Usai urusannya di toilet istana pada 1960-an itu, Sukarno cuma berujar, “Mudah-mudahan Amerika kirim Pope yang lain. Kalau tertangkap nanti, aku minta tukar dengan Ava Gardner dan Yvonne de Carlo!”

Kisah Sukarno selengkapnya bisa dinikmati di Harian detik.

Siap-siap Bunga Kredit Naik! BI Rate Naik Jadi 6%


 http://images.detik.com/content/2013/06/13/5/130649_bibi.jpg

Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps). BI Rate kini bertengger di level 6%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13 Juni 2013 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,00%, dengan suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility masing-masing tetap sebesar 4,25% dan 6,75%," jelas Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs dalam siaran persnya, Kamis (13/6/2013).

Kebijakan tersebut merupakan bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive merespons meningkatnya ekspektasi inflasi serta memelihara kestabilan makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global.

"Bank Indonesia tetap melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamentalnya dan terus menjaga kecukupan likuiditas di pasar valas domestik," terang Peter.

Menghilang 5 Bulan, Briptu Rani Akhirnya Muncul: Saya Nggak Sembunyi



Setelah menghilang hampir 5 bulan, Briptu Rani Indah Yuni Nugraeni (25), akhirnya muncul. Sekpri Kapolres Mojokerto AKBP Eko Puji Nugroho ini membantah bersembunyi atau menghindar dari hukuman 21 hari karena dinilai sering bolos.

"Saya nggak sembunyi, saya lagi sakit," kata Rani saat berbincang secara eksklusif dengan TransTV sebagaimana dilansir DetikTV, Kamis (13/6/2013).

Saat wawancara, Rani mengenakan blus warna pink dibalut rok warna cokelat. Rambutnya masih pendek dan tertata rapi. Tutur katanya jernih, seperti sedang menegaskan keberadaannya selama ini.

"Saya di Jakarta, ikut terapi pengobatan," jelasnya.

Rani menghilang sejak 17 Januari 2013. Dalam sidang disiplin Komisi Kode Etik Polri (KKEP), ia dihukum 21 hari karena tidak masuk selama 2 minggu. Karena putusan tak direspons, polisi mencari Rani. Mulai dari tempat kos di Kelurahan Wonokusumo Gang IV, Kecamatan Mojosari, Mojokerto, hingga rumah orangtuanya, Ujungberung, Bandung. Namun hasilnya nol. Rani pun masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).

Kabar tak sedap mengiringi hilangnya Rani dari Polres Mojokerto. Dari isu pelecehan seksual oleh atasan atau perwira hingga tersebarnya foto-foto syurnya yang beredar di dunia maya.

Video eksklusif wawancara Briptu Rani, bisa disaksikan di sini.