Banyak cerita mengenai Bung Karno (6 Juni 1901-21 Juni 1970) di luar yang tertulis di sejarah. Harian detik menurunkannya secara berseri untuk Anda:
Saat
Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika akan digelar di Bandung pada
1955, Presiden Sukarno sengaja mengundang delegasi Aljazair, yang masih
berperang melawan kolonial Prancis. Berkat forum internasional yang
digagas Sukarno itulah nama Aljazair pertama kali dikenal dunia
internasional. Hingga akhirnya pada 5 November 1962 para pejuang
memproklamasikan kemerdekaan Aljazair.
Tapi peran Sukarno bagi
Aljazair tak berhenti di situ. Pada 1957, ia menyelundupkan senapan
mesin bagi Front Nasional Pembebasan Aljazair untuk melawan Prancis.
Misi rahasia ini melibatkan dua kapal selam yang dipesan Indonesia dari
Uni Soviet. Setelah berlayar dari Moskow menuju Aljazair, barulah kapal
selam itu melanjutkan perjalanan ke Tanah Air.
Pada 1949 hingga
1958, Uni Soviet memang memproduksi 236 kapal selam kelas Whiskey, yang
12 di antaranya dibuat untuk Indonesia. Bahkan, menurut Abdelhamid
Mehri, pejuang Aljazair yang meninggal pada 30 Januari 2012, Sukarno tak
cuma menyuplai senjata dari Moskow, tapi juga mengirimkan
perwira-perwira TNI dari berbagai angkatan untuk melatih pejuang
Aljazair.
Ketika Guntur bertanya apakah Bung Karno tidak takut
pada sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa karena melanggar hukum
internasional, dia membalas dengan suara kentut yang besar! Ya, dia
bilang kalau PBB berani menghukumnya karena membantu negara lain lepas
dari penjajahan, dia akan mengentuti badan internasional itu.
“Soal
kemerdekaan, soal menghancurkan imperialisme, itu buatku nomor satu,”
ujarnya seperti dikutip Guntur dalam buku Bung Karno, Bapakku Kawanku,
Guruku.
Tapi Sukarno tak hanya nekat. “Kita itu harus pakai otak,” kata Bung Karno menjelaskan alasannya mengirim senjata ke Aljazair.
Buat
Sukarno, membantu Aljazair merdeka merupakan taktik diplomasi menikung
buat merebut Irian Barat. Menyerang langsung ke Papua hanya akan membuat
Belanda diuntungkan dengan bantuan dari pasukan Sekutu, yang bermarkas
di Samudra Pasifik. Apalagi jalan diplomatik pun mentok di PBB.
Sukarno
mengharapkan efek domino dari sukses pejuang Aljazair memukul Prancis
di negerinya. Merdekanya Aljazair akan menambah daftar negara yang
mendukung perjuangan melawan kolonialisme. “Di sini beratnya perjuangan
melawan kolonialisme,” kata Sukarno. “Yang mau kita serang adalah
Belanda di Irian Barat, tapi kita juga harus menggempur benteng-benteng
mereka di semua tempat.”
Atas jasa-jasanya itu, tak mengherankan
bila nama Sukarno begitu beken di Aljazair, belahan utara Afrika. Begitu
juga di negara-negara Timur Tengah. Cuma, di sana nama Sukarno lebih
populer dengan sebutan Ahmed Zukarna. Adalah Presiden Mesir Gamal Abdul
Nasser yang mengenalkan Sukarno sebagai Ahmad Sukarno atau yang
dilafalkan dengan lidah lokal jadi Ahmed Zukarna.
Kisah Sukarno selengkapnya bisa dinikmati di Harian detik.
13 Juni 2013
Mengenang Bung Karno : Bung Karno Selundupkan Senjata dari Soviet
4:06:00 AM
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar