Tiga puluh tahun kemudian dua orang petani menemukan bagian dari
puing-puing di sebuah hutan Gunung Punggur-Lampung, bersama dengan
sisa-sisa tengkorang manusia yang tersebar, tapi 20 kilogram emas tidak
ditemukan disana.
Dalam memerangi kolonial Belanda setelah kemerdekaan Republik Indonesia, tersiar kabar bahwa pesawat RI-002 mengangkut emas 20 kilogram yang akan digunakan untuk membeli pesawat. Beberapa sumber sejarah menyatakan bahwa pesaawat RI-002 dengan pilot Robert Earl Freeberg kehilangan kontak, dan jejak emas seberat 20 kilogram hingga kini tidak pernah ditemukan.
Penerbangan RI-002 Hilang Membawa Emas Indonesia
Dalam ulasan yang diberitakan Smithsonian Magazine dua tahun lalu, Robert Earl Freeberg dinyatakan menjadi pahlawan yang meninggal dalam perjalanan tugas. Robert Earl Freeberg juga dikenal sebagai tentara bayaran untuk misi penerbangan asing, dia berencana menghemat uang untuk kembali ke Amerika dan akan menikahi seorang perawat yang pernah ditemuinya di Manila. Freeberg pernah menulis surat kepada keluarganya tentang ketidakadilan yang dialami Indonesia di tangan Belanda.
Bagi Freeberg sebagai seorang pilot Angkatan Laut menunggu waktu yang lama untuk diakui sebagi orang yang berjasa. Freeberg diakui sebagai seorang Amerika yang membantu pembebasan Indonesia. Marsha Freeberg Bickham meyakini bahwa pamannya tidak tewas dalam kecelakaan pesawat tapi ditangkap dan dipenjarakan Belanda dan kemudian meninggal di penangkaran.
Menurut Bickham tidak lama setelah RI-002 lenyap, Senator Kansas (Clyde Reed) seorang teman keluarga dari Parsons mengatakan kepada orang tua Freeberg bahwa anak mereka masih hidup dan Senator berusaha agar dia dibebaskan dari penjara. Tetapi Senator Reed meninggal karena penyakit Pneumonia pada tahun 1949. Freeberg dikenal sebagai pilot Amerika yang bekerja di Indonesia, namun arsip Belanda tidak menunjukkan catatan penangkapannya. Sementara pihak penjamin menolak untuk membayar pesawat Freeberg yang hilang.
Marsha Freeberg Bickham yang juga keponakannya mengatakan bahwa Freeberg pergi ke Indonesia karena dirinya mencintai penerbangan dan mengagumi Indonesia. Freeberg seorang yang berambut pirang bermata biru, berusia 27 tahun asal Parsons-Kansas,
Misi Membawa Emas Untuk Pembelian Pesawat RI-001
Salah satu orang yang ikut mengambil kesempatan menjadi penerbang di Indonesia dalam pembebasan adalah Freeberg yang pada waktu itu telah meninggalkan Angkatan Laut tahun 1946. Di Filipina dia menjadi pilot CALI (Commercial Airlines Incorporates), sebuah maskapai penerbangan di Manila dengan harapan bisa mengumpulkan uang untuk membeli DC-3. Pesawat RI-002 kabarnya dibeli Freeber dengan mengunakan uang tabungan pribadi.
Pada masa setelah Perang Pasifik, banyak pesawat bekas dijual bebas kepada umum yang bisa dibeli dengan pilot atau tanpa pilot. Dikabarkan bahwa Feeberg dan pesawatnya di-charter untuk menembus blokade udara yang dilakukan militer Belanda. Kemudian dia mulai menjalani penerbangan khusus diwilayah Republik Indonesia dengan pesawat RI-002.
Sebuah pesawat kargo lepas Douglas DC-3 landas dari Jogjakarta pada pagi hari 29 September 1948. Penerbangan itu mengangkut lima awak, satu penumpang, obat-obatan dan 20 kilogram emas, terdaftar dengan identitas RI-002 sebagai pesawat tulang punggung angkatan udara Indonesia dalam gerakan kemerdekaan yang berjuang melawan tentara kolonial Belanda.
Dalam setahun Belanda dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada Republik Indonesia, mengakhiri perang empat tahun pembebasan setelah kekalahan Jepang tahun 1945. Namun enam awak pesawat RI-002 termasuk kapten Bobby Freeberg, menghilang setelah pesawat lepas landas dari kota Tanjung Karang di ujung selatan Sumatera.
Diketahui bahwa RI-001 akan digunakan sebagai pesawat masa depan presiden pertama Indonesia setelah kemerdekaan. Feeberg pernah membawa Soekarno keliling Sumatera untuk meminta sumbangan rakyat dalam membantu perjuangan Republik Indonesia. Rakyat Aceh dikabarkan menyumbang emas seberat 20 Kilogram yang nantinya akan digunakan membeli pesawat Dakota dengan nama Seulawah (Gunung Emas) bernomor registrasi RI-001.
Dan 20 kilogram emas dibawa pada akhir penerbangan RI-002 yang tidak pernah kembali, emas Indonesia dimaksudkan untuk membeli pesawat lebih banyak. Isu yang beredar menyatakan bahwa emas batangan tersebut disita militer Belanda sewaktu pesawat mendarat di Landasan udara Gorda-Serang, Jawa Barat.
Setelah itu pesawat RI-001 diperbolehkan terbang tanpa membawa emas menuju Tanjung Karang, dan Landasan Udara Maguwo kehilangan kontak pada 1 Oktober 1948.
Dalam memerangi kolonial Belanda setelah kemerdekaan Republik Indonesia, tersiar kabar bahwa pesawat RI-002 mengangkut emas 20 kilogram yang akan digunakan untuk membeli pesawat. Beberapa sumber sejarah menyatakan bahwa pesaawat RI-002 dengan pilot Robert Earl Freeberg kehilangan kontak, dan jejak emas seberat 20 kilogram hingga kini tidak pernah ditemukan.
Penerbangan RI-002 Hilang Membawa Emas Indonesia
Dalam ulasan yang diberitakan Smithsonian Magazine dua tahun lalu, Robert Earl Freeberg dinyatakan menjadi pahlawan yang meninggal dalam perjalanan tugas. Robert Earl Freeberg juga dikenal sebagai tentara bayaran untuk misi penerbangan asing, dia berencana menghemat uang untuk kembali ke Amerika dan akan menikahi seorang perawat yang pernah ditemuinya di Manila. Freeberg pernah menulis surat kepada keluarganya tentang ketidakadilan yang dialami Indonesia di tangan Belanda.
Bagi Freeberg sebagai seorang pilot Angkatan Laut menunggu waktu yang lama untuk diakui sebagi orang yang berjasa. Freeberg diakui sebagai seorang Amerika yang membantu pembebasan Indonesia. Marsha Freeberg Bickham meyakini bahwa pamannya tidak tewas dalam kecelakaan pesawat tapi ditangkap dan dipenjarakan Belanda dan kemudian meninggal di penangkaran.
Menurut Bickham tidak lama setelah RI-002 lenyap, Senator Kansas (Clyde Reed) seorang teman keluarga dari Parsons mengatakan kepada orang tua Freeberg bahwa anak mereka masih hidup dan Senator berusaha agar dia dibebaskan dari penjara. Tetapi Senator Reed meninggal karena penyakit Pneumonia pada tahun 1949. Freeberg dikenal sebagai pilot Amerika yang bekerja di Indonesia, namun arsip Belanda tidak menunjukkan catatan penangkapannya. Sementara pihak penjamin menolak untuk membayar pesawat Freeberg yang hilang.
Marsha Freeberg Bickham yang juga keponakannya mengatakan bahwa Freeberg pergi ke Indonesia karena dirinya mencintai penerbangan dan mengagumi Indonesia. Freeberg seorang yang berambut pirang bermata biru, berusia 27 tahun asal Parsons-Kansas,
Misi Membawa Emas Untuk Pembelian Pesawat RI-001
Salah satu orang yang ikut mengambil kesempatan menjadi penerbang di Indonesia dalam pembebasan adalah Freeberg yang pada waktu itu telah meninggalkan Angkatan Laut tahun 1946. Di Filipina dia menjadi pilot CALI (Commercial Airlines Incorporates), sebuah maskapai penerbangan di Manila dengan harapan bisa mengumpulkan uang untuk membeli DC-3. Pesawat RI-002 kabarnya dibeli Freeber dengan mengunakan uang tabungan pribadi.
Pada masa setelah Perang Pasifik, banyak pesawat bekas dijual bebas kepada umum yang bisa dibeli dengan pilot atau tanpa pilot. Dikabarkan bahwa Feeberg dan pesawatnya di-charter untuk menembus blokade udara yang dilakukan militer Belanda. Kemudian dia mulai menjalani penerbangan khusus diwilayah Republik Indonesia dengan pesawat RI-002.
Sebuah pesawat kargo lepas Douglas DC-3 landas dari Jogjakarta pada pagi hari 29 September 1948. Penerbangan itu mengangkut lima awak, satu penumpang, obat-obatan dan 20 kilogram emas, terdaftar dengan identitas RI-002 sebagai pesawat tulang punggung angkatan udara Indonesia dalam gerakan kemerdekaan yang berjuang melawan tentara kolonial Belanda.
Dalam setahun Belanda dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada Republik Indonesia, mengakhiri perang empat tahun pembebasan setelah kekalahan Jepang tahun 1945. Namun enam awak pesawat RI-002 termasuk kapten Bobby Freeberg, menghilang setelah pesawat lepas landas dari kota Tanjung Karang di ujung selatan Sumatera.
Diketahui bahwa RI-001 akan digunakan sebagai pesawat masa depan presiden pertama Indonesia setelah kemerdekaan. Feeberg pernah membawa Soekarno keliling Sumatera untuk meminta sumbangan rakyat dalam membantu perjuangan Republik Indonesia. Rakyat Aceh dikabarkan menyumbang emas seberat 20 Kilogram yang nantinya akan digunakan membeli pesawat Dakota dengan nama Seulawah (Gunung Emas) bernomor registrasi RI-001.
Dan 20 kilogram emas dibawa pada akhir penerbangan RI-002 yang tidak pernah kembali, emas Indonesia dimaksudkan untuk membeli pesawat lebih banyak. Isu yang beredar menyatakan bahwa emas batangan tersebut disita militer Belanda sewaktu pesawat mendarat di Landasan udara Gorda-Serang, Jawa Barat.
Setelah itu pesawat RI-001 diperbolehkan terbang tanpa membawa emas menuju Tanjung Karang, dan Landasan Udara Maguwo kehilangan kontak pada 1 Oktober 1948.