Fisikawan kondang dunia Stephen Hawking mencetus gagasan yang cukup mencengangkan.
Profesor
yang menderita penyakit saraf neuron motorik sejak umur 21 tahun itu
secara terbuka mendukung gagasan bunuh diri dengan alat bantu bagi
penderita terminal stadium III atau penyakit yang sudah masuk tahap
ganas.
Gagasan itu tentunya butuh syarat, yaitu keinginan untuk mengakhiri hidup harus benar-benar muncul dari sang penderita penyakit.
"Saya
pikir mereka yang memiliki penyakit terminal dan mereka yang kesakitan
harus memiliki hak untuk memilih mengakhiri hidup mereka," jelas Hawking
saat bincang-bincang dalam acara peluncuran film dokumenternya.
"Tentu saja, mereka yang membantu penderita mengakhiri hidupnya harus bebas dari tuntutan," ujar Hawking.
Ide
kontroversial Hawking itu bukan tanpa alasan. Ia merasa empati dengan
penderitaan orang yang mengidap penyakit ganas tersebut. Dia sendiri
juga pernah mengalami ujian, ia pernah ditawari agar segera mati untuk
mengakhiri penderitaannya.
"Kami tidak membiarkan hewan menderita, jadi demikian halnya dengan manusia. Kenapa tidak?," ujarnya saat wawancara dengan
BBC.
Hawking
menekankan, meski opsi bunuh diri bisa dilakukan, tapi ia menekankan
harus ada perlindungan hukum guna mencegah penyalahgunaan hak.
"Harus
dipastikan bahwa yang akan melakukan bunuh diri tidak sedang mengalami
tekanan atau di luar persetujuan penderita," tegasnya.
Gagasan bunuh diri dengan bantuan atau
euthanasia memang menimbulkan kontroversi.
Dilansir
Huffingtonpost, bunuh diri dengan bantuan orang atau mesin di wilayah Inggris merupakan opsi yang ilegal dan mengundang perdebatan serius.
Pendukung
hak untuk mengakhiri hidup berkilah, orang atau penderita yang ingin
memutuskan bunuh diri seharusnya diizinkan mati dengan cara yang
bermartabat.
Sedangkan penentang gagasan kontroversial itu
membantah bahwa liberalisasi hukum bisa mengakibatkan orang rentan
dengan risiko bunuh diri.
Beda tempat beda aturan. Jika di Inggris dilarang, di Swiss dan beberapa negara bagian AS,
euthanasia dianggap sah tapi khusus untuk kondisi tertentu.
Meski
mendukung gagasan bunuh diri itu, Hawking tetap berharap penderita
penyakit akut atau ganas tetap bisa bertahan dan tak menyesali apa yang
telah terjadi pada mereka.
"Teori fisika merupakan salah satu
bidang yang mengatakan bahwa menjadi cacat itu bukan rintangan. Itu
semua tergantung pikiran," kata ilmuwan yang masih aktif di Universitas
Cambridge. (umi)