Saham-saham di Wall Street ditutup melemah pada bursa Selasa, waktu Amerika Serikat, setelah berbagai laporan mengenai data perekonomian dan keuangan perusahaan dirilis.
Investor cenderung
ragu-ragu untuk melakukan lompatan lebih jauh menjelang Ketua Federal
Reserve, Ben Bernanke, menyampaikan kesimpulan atas hasil rapat kongres.
Seperti diberitakan CBNC, indeks Dow Jones Industrial Average turun 32,41 poin sehingga berakhir pada level 15.451,85. Penurunan indeks Dow diseret oleh saham Coca-Cola dan Walt Disney.
Indeks S&P 500 kehilangan 6,24 poin dan ditutup pada level 1.676,26. Sedangkan indeks Nasdaq merosot 8,99 poin menjadi berakhir pada level 3.598,50. Kedua indeks ini mengakhiri reli selama 8 hari beruntun.
Saham-saham sektor kunci S&P sebagian besar ditutup dalam posisi merah. Penurunan paling tajam terjadi pada saham energi dan material.
Adapun saham Coca-Cola, merosot setelah produsen minuman yang mendunia itu membukukan penjualan yang lebih lemah dari perkiraan. Kelesuan ekonomi dan cuaca yang sangat dingin dituding sebagai penyebab penjualan itu menurun.
Goldman Sachs yang termasuk lembaga keuangan besar di AS melaporkan laba per saham sebesar US$3,70, jauh diatas perkiraan US$2,82. Pendapatan juga lebih baik dari ekspektasi. Namun, sahamnya justru bekebalikan, berakhir melemah.
Johnson & Johnson membukukan laba kuartalan dan pendapatan yang melampaui ekspektasi, berkat penjualan yang kuat pada obat dan peralatan medis. Tetapi sahamnya berakhir datar.
"Kami tahu pendapatan di kuartal kedua tidak akan menjadi sangat baik, kami juga tahu pertumbuhan PDB di kuartal kedua tidak sangat baik, tapi ada sedikit optimisme yang terbangun dalam setengah tahun belakangan. Kami hampir seluruhnya fokus pada apa yang harus dikatakan perusahaan dari laporan semester kedua tahun ini serta apa artinya bagi harga saham," ujar Dan Greenhaus dari BTIG.
Investor menantikan apa yang akan disampaikan oleh Ben Bernanke pada hari Rabu. Mereka berharap bisa mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan stimulus moneter dari bank sentral AS itu.
"Dalam beberapa pekan terakhir, pesan yang disampaikan dia adalah The Fed melihat tanda-tanda perbaikan dalam ekonomi AS dan bank sentral akan memperketat kebijakan moneternya. Jadi, saya pikir pasar akan berhati-hati menjelang terstimoni Bernanke," kata Robert Rennie, analis di Westpac,
Sementara itu, Presiden Fed Kansas City, Esther George, mengatakan bahwa bank sentral harus mulai mengurangi program pembelian obligasi yang besar-besar. Hal ini dianggap sebagai sinyal bahwa pada semester pertama tahun depan The Fed akan menarik kembali program stimulus moneternya.
Seperti diberitakan CBNC, indeks Dow Jones Industrial Average turun 32,41 poin sehingga berakhir pada level 15.451,85. Penurunan indeks Dow diseret oleh saham Coca-Cola dan Walt Disney.
Indeks S&P 500 kehilangan 6,24 poin dan ditutup pada level 1.676,26. Sedangkan indeks Nasdaq merosot 8,99 poin menjadi berakhir pada level 3.598,50. Kedua indeks ini mengakhiri reli selama 8 hari beruntun.
Saham-saham sektor kunci S&P sebagian besar ditutup dalam posisi merah. Penurunan paling tajam terjadi pada saham energi dan material.
Adapun saham Coca-Cola, merosot setelah produsen minuman yang mendunia itu membukukan penjualan yang lebih lemah dari perkiraan. Kelesuan ekonomi dan cuaca yang sangat dingin dituding sebagai penyebab penjualan itu menurun.
Goldman Sachs yang termasuk lembaga keuangan besar di AS melaporkan laba per saham sebesar US$3,70, jauh diatas perkiraan US$2,82. Pendapatan juga lebih baik dari ekspektasi. Namun, sahamnya justru bekebalikan, berakhir melemah.
Johnson & Johnson membukukan laba kuartalan dan pendapatan yang melampaui ekspektasi, berkat penjualan yang kuat pada obat dan peralatan medis. Tetapi sahamnya berakhir datar.
"Kami tahu pendapatan di kuartal kedua tidak akan menjadi sangat baik, kami juga tahu pertumbuhan PDB di kuartal kedua tidak sangat baik, tapi ada sedikit optimisme yang terbangun dalam setengah tahun belakangan. Kami hampir seluruhnya fokus pada apa yang harus dikatakan perusahaan dari laporan semester kedua tahun ini serta apa artinya bagi harga saham," ujar Dan Greenhaus dari BTIG.
Investor menantikan apa yang akan disampaikan oleh Ben Bernanke pada hari Rabu. Mereka berharap bisa mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan stimulus moneter dari bank sentral AS itu.
"Dalam beberapa pekan terakhir, pesan yang disampaikan dia adalah The Fed melihat tanda-tanda perbaikan dalam ekonomi AS dan bank sentral akan memperketat kebijakan moneternya. Jadi, saya pikir pasar akan berhati-hati menjelang terstimoni Bernanke," kata Robert Rennie, analis di Westpac,
Sementara itu, Presiden Fed Kansas City, Esther George, mengatakan bahwa bank sentral harus mulai mengurangi program pembelian obligasi yang besar-besar. Hal ini dianggap sebagai sinyal bahwa pada semester pertama tahun depan The Fed akan menarik kembali program stimulus moneternya.