Jakarta - Putra-putri Indonesia ternyata mampu
menghasilkan berbagai peralatan canggih. Mulai bidang telekomunikasi,
pertahanan hingga kedirgantaraan.
Pada perayaan Hari Kebangkitan Teknoligi Nasional (Harteknas) ke-18, ditampilkan peralatan canggih buatan Indonesia seperti Panser Komodo, Roket Rx-450, Pesawat Udara Nir Awal (PUNA) hingga satelit. Mau tahu, produk-produk canggih made in RI tersebut? berikut penelusuran detikFinance, Rabu (26/6/2013).
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
berhasil merancang dan meluncurkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)
berbagai varian seperti Sriti, Alap-Alap dan Wulung. Salah satunya
varian wulung. BPPT menggadeng PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT
LEN Industri
(Persero) siap memproduksi massal PUNA Wulung untuk memenuhi pesanan Kementerian Pertahanan. Dengan bobot 120 Kg, PUNA Wulung mampu terbang selama 4 jam dengan radius maksimal 130 km
dari pusat peluncuran. Pesawat tanpa awak ini mempunyai fungsi untuk pemantauan atau surveillance bahkan bisa dipakai untuk pengawasan daerah perbatasan atau daerah berbahaya.
Serupa dengan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
berhasil mengembangkan pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial
Vehicle (UAV) bernama LSU 02. LAPAN berhasil melahirkan dan mengujicobakan pesawat tanpa awak dengan bahan bakar Pertamax Plus (RON 95).
Bahkan pesawat pesawat tanpa awak ini, bisa terbang maksimal hingga 5 jam. UAV ini mampu mendarat dan lepas landas, pada landasan pacu hanya 20 meter seperti di Kapal Perang milik TNI AL. LAPAN juga secara berkelanjutan akan mengembangkan varian UAV.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
akan meluncurkan satelit berkuran kecil atau mikro satelit varian kedua
(A2). Varian satelit A2 akan diluncurkan pada awal 2014. Satelit ini
nantinya digunakan untuk misi surveillance (pengawasan), sensor maritim,
komunikasi data orari.
Dengan berat sekitar 70 kg, satelit ini bisa memotret dengan radius jangkauan 3,5x3,5 km. Satelit ini, diklaim murni rancangan LAPAN meskipun ada beberapa komponen yang harus diimpor karena tidak diproduksi di dalam negeri.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
sedang merancang varian roket untuk keperluan penelitian dan angkutan
satelit. Salah satu roketnya adalah RX-550. Roket dengan payload 150 kg
ini, mampu menjangkau 260 km dari permukaan bumi.
Bahkan dengan dengan 4 stage atau tingkat roket RX-550, roket ini bisa menjangkau hingga 300 KM. Selain versi RX550, LAPAN juga tengah mengembangkan roket RX450. Roket ini memiliki daya jangkau lebih rendah yakni hanya mencapai 150 km dari permukaan bumi. Roket ini bisa difungsikan untuk membawa alat pemantau radiasi atau keperluan penelitian.
Pesawat tanpa awak buatan Institut Teknologi Bandung
(ITB) ini terdiri dari tiga tipe. Tipe kecil berbentuk persegi dengan
ukuran 15 cm x 15 cm, dilengkapi dengan 4 baling-baling kecil. Sementara
tipe sedang berbentuk persegi dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan
dilengkapi dengan 6 baling-baling kecil. Sedangkan Hexarotor besar
berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m serta dilengkapi 8
baling-baling kecil.
Setiap Hexarotor dilengkapi dengan kamera. Pesawat yang bisa dikendalikan lewat remote kontrol ini, bisa digunakan sebagai surveyor atau bisa juga untuk memantau banir dan kemacetan. Hexarotor juga bisa digunakan untuk memantau kemacetan dan kebanjiran di kota.
PT Pindad (Persero) ikut menampilkan produk-produknya
dalam acara Harteknas. Salah satunya produknya adalah Komodo. Kendaraan
taktis Komodo 4X4 ini, secara desain hampir mirip dengan Humvee buatan
Amerika Serikat. Komodo secara resmi mulai diperkenalkan ke publik sejak
tahun 2012. Varian Komodo 4X4 antara lain: APC, Command, Recon,
Ambulance, Battering Ram, Cannon Towing dan Rocket Launcher.
BUMN bahan peledak, PT Dahana (Persero) memiliki
kemampuan membuat bahan peledak untuk keperluan militer dan sipil. Salah
satu produk terbarunya untuk versi militer adalah bom bom untuk
kebutuhan pesawat tempur F16 dan Sukhoi milik TNI AU.
Menggandeng perusahaan swasta lokal yakni Sari Bahari, Dahana siap memasok kebutuhan bom berdaya ledak rendah hingga tinggi. Produksi bom ini, nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
PT LEN Industri (Persero) memiliki kemampuan
menghasilkan produk elektronik canggih untuk keperluan sipil dan
militer. Salah satu varian militer super canggihnya adalah Combat
Management System (CMS). CMS sendiri merupakan otak atau pengedali dari
sebuah kapal perang.
CMS bisa digunakan untuk mengontrol meriam, rudal, hingga memantau musuh. Alat canggih buatan BUMN teknologi ini, akan dipasang di beberapa Kapal Perang (KRI) milik TNI AL mulai tahun ini.
Pada perayaan Hari Kebangkitan Teknoligi Nasional (Harteknas) ke-18, ditampilkan peralatan canggih buatan Indonesia seperti Panser Komodo, Roket Rx-450, Pesawat Udara Nir Awal (PUNA) hingga satelit. Mau tahu, produk-produk canggih made in RI tersebut? berikut penelusuran detikFinance, Rabu (26/6/2013).
1. PUNA karya BPPT
(Persero) siap memproduksi massal PUNA Wulung untuk memenuhi pesanan Kementerian Pertahanan. Dengan bobot 120 Kg, PUNA Wulung mampu terbang selama 4 jam dengan radius maksimal 130 km
dari pusat peluncuran. Pesawat tanpa awak ini mempunyai fungsi untuk pemantauan atau surveillance bahkan bisa dipakai untuk pengawasan daerah perbatasan atau daerah berbahaya.
2. UAV karya LAPAN
Vehicle (UAV) bernama LSU 02. LAPAN berhasil melahirkan dan mengujicobakan pesawat tanpa awak dengan bahan bakar Pertamax Plus (RON 95).
Bahkan pesawat pesawat tanpa awak ini, bisa terbang maksimal hingga 5 jam. UAV ini mampu mendarat dan lepas landas, pada landasan pacu hanya 20 meter seperti di Kapal Perang milik TNI AL. LAPAN juga secara berkelanjutan akan mengembangkan varian UAV.
3. Satelit karya LAPAN
Dengan berat sekitar 70 kg, satelit ini bisa memotret dengan radius jangkauan 3,5x3,5 km. Satelit ini, diklaim murni rancangan LAPAN meskipun ada beberapa komponen yang harus diimpor karena tidak diproduksi di dalam negeri.
4. Roket karya LAPAN
Bahkan dengan dengan 4 stage atau tingkat roket RX-550, roket ini bisa menjangkau hingga 300 KM. Selain versi RX550, LAPAN juga tengah mengembangkan roket RX450. Roket ini memiliki daya jangkau lebih rendah yakni hanya mencapai 150 km dari permukaan bumi. Roket ini bisa difungsikan untuk membawa alat pemantau radiasi atau keperluan penelitian.
5. Hexarotor karya ITB
Setiap Hexarotor dilengkapi dengan kamera. Pesawat yang bisa dikendalikan lewat remote kontrol ini, bisa digunakan sebagai surveyor atau bisa juga untuk memantau banir dan kemacetan. Hexarotor juga bisa digunakan untuk memantau kemacetan dan kebanjiran di kota.
6. Komodo karya Pindad
7. Bom F16 dan Sukhoi karya Dahana
Menggandeng perusahaan swasta lokal yakni Sari Bahari, Dahana siap memasok kebutuhan bom berdaya ledak rendah hingga tinggi. Produksi bom ini, nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
8. Otak Kapal Perang karya LEN
CMS bisa digunakan untuk mengontrol meriam, rudal, hingga memantau musuh. Alat canggih buatan BUMN teknologi ini, akan dipasang di beberapa Kapal Perang (KRI) milik TNI AL mulai tahun ini.