Equityworld Futures : Ternyata,
temuan gutta-percha atau getah perca, di se-antero Eropa, betul berasal
dari Sukabumi. Tepatnya berada di Perkebunan PTP VIII Sukamaju,
Cipetir, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Pabrik tersebut
dibangun pada tahun 1885 pada zaman Hindia Belanda.
“Informasi yang diterima kami, betul kalau temuan karet di Eropa
berasal dari pabrik kami yang hingga kini masih terus memproduksi,” ujar
ADM Perkebunan PTP VIII, Sukamaju, Budhi Herdiana Tresnadi, di pabrik
pengolahan karet Cipetir.
Budhi melanjutkan, tulisan Tjipetir yang berada di benda tersebut
memang berasal dari Indonesia, yaitu Sukabumi. “Tidak ada pabrik lain di
dunia ini yang memproduksi karet tersebut, dan satu-satunya hanya di
Indonesia, yaitu di Cipetir, Sukabumi,” katanya.
Hingga kini, ujar Budhi, pabrik tersebut masih memproduksid dan
saat ini diekspor hingga ke Gelbi, Jerman. “Biasanya getah perca ini
digunakan buat keperluan medis, dental gigi serta pembuatan kaki palsu.
Sekarang penggunaan getah perca buat pelapis kabel di bawah laut,”
katanya.
Sementara kabar yang beredar di se-antero Eropa menyebutkan, suatu
hari di musim panas 2012, Tracey Williams sedang menemani anjingnya
jalan-jalan di pantai dekat rumahnya di Newquay, Cornwall, Inggris.
Perempuan itu melihat benda persegi hitam, mirip talenan, di antara
gundukan pasir.
Ia mendekati benda itu, menyentuhnya, rasanya kenyal seperti karet.
Entah apa gerangan temuannya itu. Hanya ada satu petunjuk: tulisan
‘Tjipetir’ — dengan huruf kapital — yang terukir besar di tengahnya.
Beberapa minggu kemudian objek serupa ditemukan di pantai berbeda,
terbawa gulungan ombak ke tepian.
Penasaran, Williams lalu melakukan riset asal-usul benda persegi
misterius itu. Ia mempelajari tentang kejadian kapal karam, selama
Perang Dunia I, juga tragedi Titanic yang melegenda. Dan ternyata, benda
serupa juga muncul di tempat lain masih di benua Eropa. Terbawa ombak,
entah dari mana asalnya, bikin bingung siapapun yang menemukannya.
Spekulasi pun merebak di ‘Benua Biru’. Media seperti Daily Mail dan
Times berkali-kali memuat artikel tentang misteri itu. Pun dengan media
Prancis, Lefigaro memuat tulisan panjang tentang hal serupa.
Laporan: Rizki Gustana/Sukabumi
© VIVA.co.id
0 comments:
Posting Komentar