31 Juli 2013

Jaminan Keamanan Minim, Penjarahan Minyak Marak

Pipa Pertamina yang dirusak.
Sepekan terakhir seperti menjadi ajang "pesta" minyak bagi penjarah. Tidak tanggung-tanggung, tiga pipa minyak milik PT Pertamina dibobol.

Penjarahan pertama terjadi pada pipa distribusi minyak mentah Tempino-Plaju, Sumatera Selatan, pekan lalu. Pertamina terpaksa menghentikan operasional pipa tersebut, karena semakin meningkatnya aktivitas penjarahan minyak mentah. (Baca: Mengapa Penjarahan Minyak Pertamina Marak di Sumsel?)

Aksi kedua adalah pencurian minyak di pipa penyuplai bahan bakar minyak (BBM) Pertamina dari kilang Balongan, Indramayu, menuju Depo Plumpang, Jakarta, pada 28 Juli 2013.

Namun, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, Rabu 31 Juli 2013, aksi para pencuri tersebut dapat dicegah warga yang curiga, karena bau solar yang menyengat. Warga menemukan selang berukuran 2 inci sepanjang 150 meter dan keran untuk mengalirkan BBM.

"Pelaku mengebor pipa berisi solar dan sudah ditangkap," kata Jero Wacik, saat berkunjung ke Terminal BBM Pertamina Plumpang.

Peristiwa ketiga, kebocoran pipa dan meledak di Dusun Maribaya, Tasikmalaya, pada Selasa 30 Juli 2013. Pipa distribusi BBM Pertamina yang menghubungkan Terminal BBM Lomanis, Jawa Tengah, menuju Terminal BBM Tasikmalaya tersebut dibor oleh pencuri minyak. (Baca selengkapnya: Kronologi Ledakan Pipa Pertamina Tasikmalaya).

Akibat aksi kriminal itu, ribuan barel minyak diperkirakan menguat sia-sia. Kerugian negara ditaksir hingga ratusan miliar rupiah sejak awal tahun.

Khusus untuk penjarahan minyak mentah di Tempino-Plaju, Sumatera Selatan, rata-rata losses selama sepekan operasi komersial pipa tersebut telah mencapai 18 persen dari rata-rata penyaluran 12 ribu barel per hari.

Jika dilihat trennya, losses cenderung meningkat dari semula hanya 4,45 persen pada hari pertama hingga terakhir sempat mencapai 39,5 persen. Dalam sepekan, Pertamina telah kehilangan minyak sekitar 17.500 barel atau setara Rp17,5 miliar.

Pertamina melansir, kerugian akibat penjarahan minyak di Tempino-Plaju mencapai Rp707 miliar sejak 2010 hingga semester pertama 2013. Pertamina meminta aparat keamanan untuk menindak tegas pelaku penjarahan minyak.

"Kerugian penjarahan minyak Tempino-Plaju sepanjang 2010-2012 mencapai Rp477 miliar dan pada 2013 hingga semester pertama mencapai Rp230 miliar," kata Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan.

Selain Tempino-Plaju, Karen menyatakan berbagai insiden seperti kebocoran pipa distribusi dan meledak di Dusun Maribaya, Tasikmalaya membutuhkan waktu yang lama untuk pulih kembali. Saat ini, Pertamina sedang berusaha mendinginkan pipa BBM seusai padamnya api.

Tindakan SubversifUntuk menangani aksi penjarahan minyak itu, Kementerian ESDM sudah meminta aparat keamanan bertindak cepat. Sebagian pelaku juga telah ditangkap.

"Saya meminta Kapolri, Kapolda, Kapolres, dan warga setempat untuk mengatasi hal ini. Dan, kebakaran yang terjadi juga telah diatasi," kata dia.

Wacik menilai, pencurian minyak ini merugikan negara. Perbuatan ini masuk kategori kriminal dan berbahaya. Bahkan, penjarahan minyak yang terjadi di Sumatera Selatan, Indramayu, dan Tasikmalaya itu, disebut merupakan tindakan subversif menjelang hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah.

"Pipa Pertamina bukan hanya diincar, tetapi sudah mulai dijarah. Tindakan kriminal ini bisa mengganggu stabilitas nasional," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Ali Mundakir, saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu 31 Juli 2013.
Dia mengungkapkan bahwa sejak dua tahun lalu ada sekitar 100 kasus pencurian. "Namun hingga kini yang diproses baru 4 kasus."
Wacik menambahkan, pencurian ini merugikan negara, sehingga ia mendorong aparat keamanan untuk menindak tegas terhadap para pelaku. Sekitar 2.200 kiloliter premium terbakar dalam peristiwa bocornya pipa BBM Pertamina di Tasikmalaya.

Sementara itu, Karen menyatakan, Pertamina telah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk menindak pelaku pencurian minyak.
"Kami mengajak semua yang ada dalam negara untuk mengawasi objek vital nasional bersama Pertamina. Kami berharap sudah mulai ada tindakan tegas, baik itu oknum atau siapa pun," kata dia.
Termasuk kemungkinan adanya keterlibatan orang dalam. Komisaris Utama Pertamina Sugiharto, mengatakan, Satuan Pengawasan Internal (SPI) perusahaan sedang bekerja untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan orang dalam. "Namun, sampai sekarang saya belum menemukan indikasi keterlibatan orang dalam," ujarnya.

Sementara itu, Ali juga menjelaskan, dampak penjarahan minyak ini berakibat pada turunnya lifting minyak Indonesia, dan berkurangnya penerimaan negara dari sektor migas.
Pertamina, dia melanjutkan, belum akan mengoperasikan pipa minyak itu dan akan terus menghentikan aliran minyak mentah Tempino-Plaju hingga ada jaminan keamanan dari aparat kepolisian.

"Tidak ada batas waktunya, hingga ada jaminan keamanan. Pertamina sudah capek-capek produksi minyak, tetapi digarong, hilang begitu saja," katanya.

Direktur Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Minyak dan Gas (SKK Migas) Sumatera Selatan, Setia Budi, menyatakan, ada 114 titik lokasi illegal tapping di pipa sepanjang 265 kilometer di jalur Tempino-Plaju itu.
"Dari data kami, dalam kurun Juli ini saja ada sekitar 39.600 barel minyak hilang akibat ulah illegal tapping itu," ujarnya, saat dihubungi VIVAnews.

Aktivitas penjarahan melalui illegal tapping ini, menurut Budi, kian marak tahun ini. Berdasarkan catatannya, kasus pencurian yang tercatat sepanjang 2012 ada 810 kali. Sementara itu, catatan sejak 1 Januari hingga 25 Juli 2013, kasus pencurian sudah terjadi 589 kali.

Para pelaku, Budi melanjutkan, dalam melakukan penjarahan berpindah-pindah lokasi. "Biasanya dilakukan di malam hari. Tetapi, puncaknya pencurian minyak pada Juli terjadi tanggal 22 Juli. Losses hingga 5.000 barel atau 40 persen dari kiriman per hari," jelasnya.
Hingga kini, Kepolisian Daerah (Polda) Jambi memastikan wilayahnya bebas dari aksi penjarahan minyak milik Pertamina di jalur Tempino-Plaju. "Pencurian minyak Pertamina itu di wilayah Sumatera Selatan, bukan di Jambi," kata Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, Rabu 31 Juli 2013.
Menurutnya, Kepolisian Wilayah Sumatera Selatan yang menjalankan upaya penangkapan terhadap pelaku pencurian minyak Pertamina. "Kami mempunyai wilayah masing-masing untuk melakukan tindakan terhadap tindakan kriminal," katanya.
Kapolresta Muaro Jambi, AKBP Ayi Supardan, memastikan wilayah Desa Tempino, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, yang dilalui pipa minyak Pertamina tidak diterima laporan penjarahan minyak. "Selama tahun 2013 ini tidak ada laporan mengenai pencurian minyak milik Pertamina di wilayah Kepolisian Muaro Jambi," ujarnya.
Menurut dia, akan diketahui ada pencurian minyak milik Pertamina di jalur Tempino-Plaju, bila ada laporan operator pipa Pertamina. Mengenai patroli atau penjagaan keamanan, dia menegaskan, telah dilakukan di seluruh wilayah Muaro Jambi. "Pengamanan wilayah seperti patroli terus dilakukan pihak kepolisian," jelasnya.
Dia mengakui, pada 2012 pernah ada dua laporan mengenai pencurian minyak Pertamina. Semuanya sudah diproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. "Untuk saat ini, wilayah Muaro Jambi tidak ada aksi pencurian minyak Pertamina," ujarnya.

0 comments:

Posting Komentar