24 Juni 2013

BURSA AS: Index S&P 500 Terpuruk

130524_bursa as-2ok.jpg
BURSA SAHAM AS: Terpuruk. Indeks Standard & Poor 500 terpuruk ke posisi terendah dalam sembilan pekan ini. Ditenggarai oleh kekhawatiran adanya krisis uang tunai setelah ekuitas China memasuki pasar uang. Ini diperkirakan akan merusak perekonomian negara terbesar kedua di dunia. Apalagi, AS akan memulai pembatasan stimulus.
Di bursa AS, Bank of America Corp dan Citigroup Inc, misalnya, turun lebih dari 2,8%. Barrick Gold Corp, pemimpin  produsen emas lebih rendah lagi akibat logam mulia diperdagangkan di dekat level terendah dalam dua setengah.
Deere & Co kehilangan 3,2%  di bursa AS itu karena JPMorgan Chase & Co merekomendasikan untuk menjual saham. Vanguard Health Systems Inc melonjak 67%  setelah setuju untuk dibeli oleh Tenet Healthcare Corp dengan harga sekitar $ 1,8 miliar.
 S & P 500 (SPX) turun 1,7%  menjadi 1,565.07 pada 10:01 waktu  New York. Ini level terendah sejak ditutup pada 22 April. Indeks Dow Jones Industrial Average, juga tergelincir 239,03 poin atau 1,6%, ke 14,560.37. Saham yang diperdagangan di S & P 500  mencapai 33%  di atas rata-rata satu bulan.
 S & P 500 (SPX) sudah merosot 2,1%  pekan lalu, terbesar sejak 19 April setelah Federal Reserve mengatakan akan mulai pengupas langkah-langkah stimulus paling cepat September, jika ekonomi membaik sejalan dengan perkiraan.
"Investor telah terguncang oleh konsep naiknya suku bunga dan pengurangan stimulus dari Federal Reserve. Ditambah  ketidakpastian mengenai seberapa efektif kekuatan  sistem bank sentral China," Ethan Anderson, manajer portofolio senior untuk Rehmann Financial di Grand Rapids , Michigan. Perusahaannya mengelola (asset) US$ 1,5 miliar. "Kami menemukan diri di lingkungan yang berjudul  dependent, yang sulit bagi investor untuk berfungsi."

CSI 300 Index (SHSZ300) perusahaan terbesar China jatuh 6,3 %, terbesar sejak Agustus 2009 dan mengambil penurunan dari puncaknya tahun ini menjadi lebih dari 20%. Bank sentral China mengatakan ada jumlah likuiditas yang wajar  dalam sistem keuangan dan mendesak bank untuk mengendalikan risiko dari ekspansi kredit, menandakan tidak ada bantuan dari pemerasan uang tunai.
Harga pasar uang acuan China  pekan lalu naik ke rekor sebagai bank sentral yang menahan diri dari menggunakan operasi pasar terbuka untuk meringankan krisis uang tunai.

Source : Bloomberg
Editor : Martin Sihombing

0 comments:

Posting Komentar