Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati
harga terendah dalam kurun lebih dari dua pekan. Sementara Enbridge
Inc., perusahaan pengirim minyaki dari Kanada ke Amerika Serikat,
menutup tiga jalur pipa di kawasan Alberta.
Kontrak pada bursa
perdagangan berjangka mengalami fluktuasi antara menguat dan melemah dan
melengkapi penurunan nilai terbesar per pekan dalam waktu lebih dari
dua bulan pada 21 Juni. Enbridge menutup Line 37, yang mengalirkan
minyak mentah sintetis dari kompleks tambang minyak pasir (sand oil)
Long Lake, setelah menemukan kebocoran.
The People’s Bank of China
menyatakan negara tersebut harus memperbaiki sejumlah kebijakan setelah
risiko kesulitan keuangan di sistem perbankan memperburuk kondisi
penurunan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu Amerika Serikat dan
10 negara lainnya berjanji akan membantu pemerintah untuk menghadapi
kekuatan pemberontak di Suriah.
“Kekhawatiran akan perekonomian
masih akan berlanjut,” ujar Robin Mills, head consulting Manaar Energy
Consulting and Project Management yang berbasis di Dubai.
Menurutnya,
sebagimana dikutip Bloomberg, Senin (24/6/2013), minyak telah
memperkuat kekhawatiran terkait Suriah dan berpotensi munculnya
intervensi di sana. Jika pertempuran di Suriah merembet ke Irak dan
mengganggu produksi maka akan timbul masalah, ujarnya.
WTI untuk
pengiriman Agustus tercatat US$93,83 per barel atau naik 14 sen pada
perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada pukul 09:51
pagi waktu Sidney atau 04:51 WIB.
Volume seluruh kontrak yang
diperdagangkan tercatat 51% di atas rata-rata 100 hari. Kontrak tersebut
menurun US$1,45 atau 1,5% menjadi US$93,69 pada 21 Juni sekaligus
merupakan yang terendah sejak 4 Juni.
Sementara itu harga komoditas turun 4,3% pekan lalu yang merupakan penurunan paling tajam sejak tujuh hari hingga 5 April.
Minyak
mentah Brent untuk pembayaran Agustus turun 26 sen menjadi US$100,65
per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. (ltc)
23 Juni 2013
HARGA MINYAK (24/6/2013): WTI Turun, Brent Merosot
9:07:00 PM
No comments
Source : Bloomberg
Editor : Linda Teti Silitonga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar